Wednesday, 27 August 2014

Jigsaw History

Foto di Tempat Peninggalan Imperialisme Modern





Perbedaan Imperialisme Kuno dan Modern

Oleh:
Afifa Intan Ekaputri
Fathia Fidiniari
Meuthia Rahmawati
Shabrina Salma Silmina
Semangat Imperialisme
Imperialisme Kuno
Bersemboyan 3G: Gold, Gospel dan Glory.
Imperialisme Modern
Bersemboyan 3F: Food, Fashion, dan Factory.
Tujuan Imperialisme
Imperialisme Kuno
Untuk mencari rempah-rempah, mencari kekayaan, menyebarkan agama kristen, mencari kejayaan.
Imperialisme Modern
Untuk mencari bahan mentah kebutuhan industri negara tersebut, kebutuhan tenaga kerja dan daerah pemasaran hasil industri.
Bangsa Pelopor Imperialisme dan Tokohnya
Imperialisme Kuno
Dipelopori oleh bangsa Spanyol dan Portugis.
Tokohnya:
Christoper Columbus, Hernan Cortez dan Antonio Carbal (Spanyol).
Bartholomeus Diaz, Vasco da Gama, Ferdinand Magelhans dan Sebastian del Cano (Portugal).
Imperialisme Modern
Dipelopori oleh bangsa Inggris dan Belanda.
Tokohnya:
Cornelis de Houtman dan Pieter de Kiezer.
Waktu Imperialisme
Imperialisme Kuno
Sebelum munculnya Revolusi Industri.
Imperialisme Modern
Setelah munculnya Revolusi Industri di Inggris.
Dampak bagi Nusantara
Imperialisme Kuno
Agama Katholik berkembang
Imperialisme Modern
Berkembangnya Kristen Protestan, Hilangnya kemerdekaan dalam bidang perdagangan kerajaan
Kebijakan VOC di Bidang Politik dan Ekonomi
Devide et Impera (politik pecah belah / adu domba)kombinasi  strategi, politik, militer, ekonomi yang bertujuan mendapatkan & menjaga kekuasaan dg cara memecah kelompok besar menjadi kelompok2 kecil yang mudah di taklukan.
Hongi tochten:  tindakan penghukuman VOC atas penduduk Maluku termasuk belahan dimana VOC melakukan teror terhadap penduduk di wilayah tsb untuk membuat stabil harga rempah2 di pasaran Amsterdam, jangan sampai merosot di dunia timur.
Contingentenkewajiban menyerahkan pajak berupa hasil bumi kepada pemerintah Belanda guna menjaga uang kas pemerintah Hindia Belanda.
Verplitche Laverantiepenyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan oleh VOC dan melarang rakyat menjual hasil buminya selain kepada VOC.
Ekstripasi: hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempahh agar tidak terjadi overproduksi yang dapat menyebabkan harga rempah-rempah merosot.

Sunday, 10 August 2014

Penjelajahan Bangsa Eropa dan Kolonialisme

  1. Peta Perjalanan Vasco da Gama (kel. 2)
  2. Analisislah bagaimanan dampak perjalanan saudra Bangsa Spanyol ke Barat dan Bangsa Portugal ke timur:
    Sisi postifnya antara lain yakni adanya uji coba terhadap kebenaran suatu ilmu pengetahuan. Seperti pembuktian terhadap kebenaran bumi bulat serta penerapan ilmu-ilmu Navigasi dan maritim yang berguna bagi dunia  pelayaran hingga saat ini.

    Sisi negatifnya antara lain yakni adanya suatu faham yang berkembang dan cenderung menyimpang yakni Kolonialisme dan Imperialisme dimana pengertiannya bahwa  Kolonialisme adalah suatu usaha untuk melakukan system permukiman warga dari suatu Negara diluar wilayah Negara induknya atau Negara asalnya.sedangakan Imperialisme sendiri adalah usaha memperluas wilayah kekuasaan atau jajahan untuk mendirikan imperium atau kekaisaran. Atau secara implisit dapat diartiakan sebagai sebuah penjajahan yang dilakukan oleh bangsa barat terhadap bangsa atau daerah baru yang telah ditemukan bahkan dikuasainya baik secara moril ataupun materil atau kekayaan dan eksploitasi terhadap kekayaan alamnya.
  3. Bagaimana dampak Penjelajahan Samudra bagi bangsa  Indonesia:

    Melalui penjelajahan samudra, bangsa-bangsa barat berhasil mencapai wilayah Indonesia. Bangsa Barat pertama yang berhasil mencapai Indonesia adalah bangsa Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris. Pada awalnya, kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia hanya bertujuan untuk berdagang. Selanjutnya, bangsa-bangsa Eropa tersebut berusaha menguasai perdagangan rempah-rempah di Indonesia dengan melakukan praktik monopoli dagang.
  4. Apa 2 peran tokoh dibawah ini dalam penjelajahan samudra:

    1. Ferdinand Magelhaens (Magellan)
    Pada tanggal 10 Agustus 1519, Magelhaens berlayar ke Barat didampingi oleh Kapten Juan Sebastian del Cano (Sebastian del Cano) dan seorang penulis dari Italia yang bernama Pigafetta. Penulis inilah yang mengisahkan perjalanan Magelhaens-del Cano mengelilingi dunia yang membuktikan bahwa bumi itu bulat seperti bola. Pada tahun 1520, setelah menyeberangi Samudra Pasifik, sampailah rombongan Magelhaens di Kepulauan Massava. Kepulauan ini kemudian diberi nama Filipina, mengambil nama Raja Spanyol, Philips II. Dalam suatu pertempuran melawan orang Mactan, Magelhaens gugur (27 April 1521). Akibat peristiwa itu rombongan bergegas meninggalkan Filipina dipimpin oleh Sebastian del Cano, menuju Kepulauan Maluku. Magelhaens dianggap sebagai orang besar dalam dunia pelayaran karena menjadi orang yang pertama kali berhasil mengelilingi dunia. Raja Spanyol memberi hadiah sebuah tiruan bola bumi. Pada tiruan bola bumi itu dililitkan pita bertuliskan ‘Engkaulah yang pertama kali mengitari diriku’. 

    2. Christopher Columbus
    Pada tanggal 3 Agustus 1492, dengan menggunakan tiga buah kapal yaitu Santa Maria, Nina, dan Pinta, Columbus mulai berlayar mencari sumber rempah-rempah di dunia Timur. Setelah berlayar lebih dari 2 bulan mengarungi Samudra Atlantik, sampailah Columbus di Pulau Guanahani yang terletak di Kepulauan Bahama, Karibia. Ia merasa telah sampai di Kepulauan Hindia Timur yang merupakan sumber rempah-rempah. Ia menamai penduduk asli di kawasan itu sebagai Indian. Selanjutnya Kepulauan Bahama dikenal sebagai Hindia Barat. Columbus bersama seorang penyelidik bernama Amerigo Vespucci antara tahun 1492 – 1504, berlayar terhitung 4 kali. Mereka menemukan benua baru yang diberi nama Amerika. Jadi penemu Benua Amerika adalah Christopher Columbus. Sejak Columbus menemukan benua Amerika, menyusul pelaut-pelaut Spanyol seperti Cortez dan Pizzaro. Cortez menduduki Mexico pada tahun 1519 dengan menaklukkan suku Indian yaitu Kerajaan Aztec dan suku Maya di Yucatan. Pizzaro, pada tahun 1530 menaklukkan kerajaan Indian di Peru yaitu suku Inca.

    3. Cornelis de Houtman
    Pada tahun 1595, de Houtman dengan empat buah kapal yang memuat 249 orang awak beserta 64 meriam, memimpin pelayaran mencari daerah asal rempah-rempah ke arah Timur mengambil jalur seperti yang ditempuh Portugis. Pada tahun 1596 Cornelis de Houtman bersama rombongan sampai di Indonesia dan mendarat di Banten.